Merancang
Sistem Listrik
Industri
listrik merupakan salah satu yang terbesar di Amerika Serikat dan Kanada. Pada tahun 2008, listrik
digunkan sekitar 692.000 dalam pekerjaan. Kontraktor listrik mempekerjakan
sekitar 65% dari upah dan gaji pekerja. Sisanya bekerja dibagian listrik di industri terkait lainnya. Sekitar 9% dari listrik yang wiraswasta.
Kesempatan untuk pekerjaan dan kemajuan sebagai tukang listrik merupakan salah
satu yang tertinggi dari setiap industri. Pada dasarnya, seluruh negera berjalan menggunakan listrik. Industri,
komersial lokasi, dan rumah semua menggunakan listrik sebagai
utama sumber daya. Telah
diperkirakan bahwa antara tahun 2008 sampai 2018 kebutuhan
listrik akan meningkat pada tingkat sekitar 12%. Itu merupakan peningkatan lebih
dari 8000 listrik selama 10 tahun ke depan. Lay-off tingkat listrik adalah salah satu yang terendah dari setiap pekerjaan.
Jika industri beroperasi, akan membutuhkan listrik untuk tetap berjalan. Personil listrik Listrik secara
umum dapat dibagi menjadi beberapa kategori, tergantung pada daerah dan spesifikasi kerja mereka. Masing-masing
kategori mungkin
memerlukan keahlian khusus.
Konstruksi Listrik yang bekerja di industri
konstruksi umumnya memerlukan pengetahuan dasar teori listrik dan pengetahuan luas tentang Kode
Listrik Nasional persyaratan dan praktek kabel. Listrik
di pembangunan daerah secara umum dapat dibagi menjadi beberapa bagian Banyak negara memerlukan tes untuk pekerja dibidang listri dan tingkat dibidang listrik yang ahli.
Listrik dibidang industri umumnya
berkaitan dengan pemeliharaan peralatan yang telah terinstal. Listrik di
lingkungan industri membutuhkan luas
pengetahuan teori listrik dan Nasional Persyaratan Kode listrik untuk pemasangan motor, pusat kapasitor, dan transformer. Listrik industri
juga memiliki dasar tentang elektronika dan perangkat elektronik. Industri modern mempekerjakan banyak perangkat elektronik, seperti frekuensi variabel drive, solid state untuk kontrol arus searah motor, dan programmable logic controller. Bidang lain yang menjadi perhatian untuk sebagian besar listrik industri adalah kontrol motorik. Sistem kontrol motorik yang umumnya baik logika relay atau elektronik dalam bentuk diprogram logic controller atau sistem kontrol distributif.
pengetahuan teori listrik dan Nasional Persyaratan Kode listrik untuk pemasangan motor, pusat kapasitor, dan transformer. Listrik industri
juga memiliki dasar tentang elektronika dan perangkat elektronik. Industri modern mempekerjakan banyak perangkat elektronik, seperti frekuensi variabel drive, solid state untuk kontrol arus searah motor, dan programmable logic controller. Bidang lain yang menjadi perhatian untuk sebagian besar listrik industri adalah kontrol motorik. Sistem kontrol motorik yang umumnya baik logika relay atau elektronik dalam bentuk diprogram logic controller atau sistem kontrol distributif.
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya
listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen, Jadi
fungsi distribusi tenaga listrik adalah:
1. pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat
(pelanggan)
2. merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan,
karena catu daya pada
pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik
yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator
penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transmisi, dimana dalam hal ini kerugian
daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R).
Dengan daya yang sama bila nilai
tegangannya diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari
saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga
listrik dilakukan oleh saluran
distribusi primer. Dari saluran
distribusi primer inilah gardu-gardu
distribusi mengambil tegangan
untuk diturunkan tegangannya dengan trafo
distribusi menjadi sistem
tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke
konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara
keseluruhan.
Pada sistem
penyaluran daya jarak jauh,
selalu digunakan tegangan
setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo
step-up. Nilai tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi
antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga
perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi
beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini
diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo
step-down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari
titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang
memiliki nilai tegangan berbeda-beda.
Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-pembatasan. Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation) Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV) Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV). Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan rendah. Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
Pengelompokan Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Untuk kemudahan dan penyederhanaan, lalu diadakan pembagian serta pembatasan-pembatasan. Daerah I : Bagian pembangkitan (Generation) Daerah II : Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV) Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau 20kV). Daerah IV : (Di dalam bangunan pada beban/konsumen), Instalasi, bertegangan rendah. Berdasarkan pembatasan-pembatasan tersebut, maka diketahui bahwa porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifikasikan menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu dibuat. Dengan demikian ruang lingkup Jaringan Distribusi adalah:
a.
SUTM, terdiri dari :
Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan perlengkapannya,
serta peralatan pengaman dan pemutus.
b. SKTM, terdiri dari :
Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-lain.
c. Gardu trafo, terdiri dari : Transformator,
tiang, pondasi tiang, rangka tempat trafo, LV panel, pipa-pipa pelindung,
Arrester, kabel-kabel, transformer band, peralatan grounding,dan lain-lain.
d. SUTR dan SKTR, terdiri dari:
sama dengan perlengkapan/material pada SUTM dan SKTM. Yang membedakan hanya
dimensinya.
Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut::
Menurut nilai
tegangannya:
a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik
Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani
pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.
b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo
distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat
Gambar 2-2)
Menurut bentuk
tegangannya:
a. Saluran
Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
b. Saluran
Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan
bolak-balik.
Menurut
jenis/tipe konduktornya:
a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga
(tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas:
- Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus. Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
- Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus. Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan
menggunakan kabel tanah (ground cable).
c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan
menggunakan kabel laut
(submarine cable)
Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang lain terhadap netral, atau saluran positip terhadap negatip (pada sistem DC) membentuk garis horisontal.
b. Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk garis vertikal .
c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga (delta).
Menurut
Susunan Rangkaiannya Dari uraian diatas telah disinggung bahwa sistem distribusi di bedakan menjadi
dua yaitu sistem distribusi primer
dan sistem distribusi sekunder.
a. Jaringan Sistem Distribusi Primer, Sistem
distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu
induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara, maupun kabel
tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta
situasi lingkungan. Saluran distribusi
ini direntangkan sepanjang daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat
bermacam-macam bentuk rangkaian
jaringan distribusi primer, yaitu:
-
Jaringan Distribusi Radial, dengan model:
Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch pemisah, Radial dengan pusat
beban dan Radial dengan pembagian phase area.
-
jaringan distribusi ring (loop), dengan model:
Bentuk open loop dan bentuk Close loop
-
Jaringan
distribusi Jaring-jaring (NET)
-
Jaringan distribusi spindle
-
Saluran Radial Interkoneksi
b. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder, Sistem
distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk
saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunakan kabel yang berisolasi maupun konduktor
tanpa isolasi. Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang
langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui
peralatan-peralatan sebagai berikut:
-
Papan pembagi pada trafo distribusi,
-
Hantaran tegangan rendah (saluran
distribusi sekunder).
-
Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke
konsumen/pemakai)
- Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau
pengaman pada pelanggan.
Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder
menurut standar; (1) EEI : Edison
Electric Institut, (2) NEMA
(National Electrical Manufactures
Association). Pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah
besar tegangan yang diterima
pada titik beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban dapat
dioperasikan secara optimal. Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi AC dibedakan atas
beberapa macam tipe dan cara pengawatan, ini bergantung pula pada jumlah
fasanya, yaitu:
1.
Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2.
Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3.
Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
4.
Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
5.
Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
6.
Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt.
7.
Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
8.
Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
9.
Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380 Volt. Sedang
pemakai listrik yang tidak
menggunakan tenaga listrik dari PT. PLN, menggunakan salah satu sistem
diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada negara
pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja
(motor-motor listrik) di suplai
dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak
mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor
38 tahun 1967 halaman 7 seri 1 tabel 1).
Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari:
Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari:
1. Sistem
distribusi satu fasa dengan dua kawat, Tipe ini merupakan bentuk dasar yang
paling sederhana, biasanya digunakan untuk melayani penyalur daya berkapasitas
kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
2. Sistem
distribusi satu fasa dengan tiga kawat, Pada tipe ini, prinsipnya sama
dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat dua
alternatif besar tegangan. Sebagai saluran “netral” disini dihubungkan pada
tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk tujuan
pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil
dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
3.
Sistem distribusi tiga fasa empat
kawat tegangan 120/240 Volt, Tipe ini untuk melayani penyalur
daya berkapasitas sedang dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan pedesaan
dan perdagangan ringan, dimana terdapat dengan beban 3 fasa.
4. Sistem
distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt.
5. Sistem
distribusi tiga fasa dengan tiga kawat, Tipe ini banyak dikembangkan secara
ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga fasa sisi sekunder trafo dapat
diperoleh dalam bentuk rangkaian delta (segitiga) ataupun rangkaian wye
(star/bintang). Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam
pelaksanaannya perlu diperhatikan adanya pembagian seimbang antara ketiga
fasanya. Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan 480
Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau perdagangan.
6.
Sistem distribusi tiga fasa dengan
empat kawat, Pada tipe ini, sisi sekunder (output) trafo distribusi
terhubung star,dimana saluran netral diambil dari titik bintangnya. Seperti
halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu diperhatikan keseimbangan
beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat dua alternatif besar tegangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar